#BlogArchive1 .widget-content{ height:100px; width:auto; overflow:auto; }

11 Januari, 2022

Sejarah Raja Raja Manado Abad ke-17 (Bagian I)

 Konten ini telah tayang di Kompasiana.com Kreator: Patra Mokoginta

Makam Raja Manado, Dom Fernando. Foto Erwin Makalunsenge

Sekilas tentang Penguasa Manado Abad ke-17

Ketika kita membuka dokumen-dokumen tua abad ke-17, Manado akan selalu bersentuhan dengan dua kekuasaan lokal yakni Bolaang dan Ternate. Dua kekuasaan ini selanjutnya memiliki persentuhan dimulai dengan Portugis, Spanyol, dan VOC-Belanda.

Keterangan yang kita peroleh dari Bolaang baik lewat daftar silsilah maupun tradisi lisan, akan muncul nama raja-raja Bolaang yang ditarik mulai dari Mokodoludut hingga Loloda Mokoagow yang di tradisikan sebagai penguasa Manado secara turun-temurun. Sementara dari kalangan tradisional Maluku Utara mentradisikan bahwa sejak Sultan Baabbullah berkuasa atas 72 negeri (termasuk Manado), kekuasaan Ternate berlaku kontinyu tanpa putus. Namun ada fakta sejarah yang saya temui dimana penguasaan Ternate atas Manado tidak demikian. Kecuali itu maka saya sepakat dengan David Henley yang mengatakan; "penguasaan Ternate atas Manado atau Utara Celebes tidak kontinue melainkan terputus-putus, setidaknya di abad ke-17".

Penguasa Manado abad ke-17 dari kalangan Dinasti Mokodoludut ada tiga orang yakni Raja Mokodompit/Mocodompis, Raja Tadohe / Dom Fernando dan Raja Loloda Mokoagow (Datu Binangkang). Sedangkan dari Dinasti Sultan Hairun Jamil (Sultan Ternate) antara lain; Kaicil Tulo, Sultan Sibori (Pasibori) dan Sultan Mandarsjah. Namun untuk penguasa dari Ternate penulis membatasi pada Kaicil Tulo karena dia yang terekam menyebut dirinya sebagai Raja Manado, King of Manado atau Rey de Manado. Untuk Sultan Sibori dan Sultan Mandarsjah tetap disebut sebagai King of Ternate.

27 September, 2021

Hikayat Mokodoludut versi Sangier Talaud

 

Ilustrasi bayi "dalam telur "

Bekeng Sangiang I Sesebo Si Tomatiti

Su Bolaang Mongondow, su tampa i seseba Molibagu su tempong Kalamona-mona , pia datu i redua sendokateng. Arengu ratu Wililangi, arengu boki Sangiang Ting. I redua pia ana e bawine mang semabu arenge i seseba si Tomatiti. Dalimang dingang gahi u rokai Tomatiti tawe u sarang sengkatau makasilo. Kubekene tangu kere ini: Su tempong tuang Maka lako mempebaele tangu rati Wililangi nekoa lai waele sesane. Tangu suwiwihu waelu ratu bedang pia kalu singkalu geguwa tanitatuwang. Kalu ene iseseh:t kalu lampawanua. Su sensule tempo marani wawelo anai Wililangi si Tomatiti nakoa sarang baele ene mudea kalung dapuhang. Batu u kalung baele kalawokang kawe bedang tarnata, tangu kalune

29 Agustus, 2021

SEJARAH ASAL MULA NAMA BOLAANG DAN MONGONDOW

Ada banyak banyak tulisan baik dalam bentuk artikel, makalah atau buku yang membahas asal mula Penamaan Bolaang dan Mongondow tentunya dengan berbagai versi sesuai referensi masing masing penulis. Pada kesempatan kali ini saya selaku penulis mencoba mengurai asal mula penamaan Bolaang dan Mongondow.

A. BOLAANG

a. Berbagai versi asal mula Nama Bolaang

Ada beberapa versi asal usul nama Bolaang tapi kali ini penulis hanya membatasi versi yang lebih umum di gunakan untuk mempermudah mengurai mana yang tepat yang punya landasan sejarah. Versi asal usul Nama Bolaang antara lain sebagai berikut ini ;

  • Bolaang berasal dari kata Balangon ( Bahasa Mongondow ). 

Balangon berarti lautan. Versi ini lebih umum menjadi pegangan beberapa pihak baik penggiat maupun sejarahwan terkait asal usul nama Bolaang.

  • Bolaang berasal dari kata Gola'ang ( Bahasa Mongondow ). 

Gola'ang berarti terbuka (Pandangan) atau terang tanpa halangan rimbunan pepohonan. Versi ini juga cukup umum bahkan web site resmi pemkab Bolmong menggunakan ini dalam narasi sejarah Bolaang Mongondow sebagaimana terdapat dalam situs https://bolmongkab.go.id/sejarah.

  • Bolaang berasal dari kata Bolawang ( bahasa Manado ). 

Menurut Mantiri, Stella (1990) : Bolawang atau Bulawang, Sama artinya dengan Bulawan ( Bahasa Tonsea ) atau Wulawan ( Bahasa Tombulu ) yang artinya Emas ( Bahasa Melayu ). 

  • Bolaang berasal dari kata Boelang / Boelan ( Bahasa Mongondow ).

Nama ini di ambil dari nama pohon kayu Bulrang  ( baca Bulang) atau kayu Boelan ( Baca Bulan ). Dari Nama Kayu Bulang inilah menjadi Bulang kemudian menjadi Bolang selanjutnya seiring waktu ejaan pun berubah menjadi Bolaang.

Gambar pohon Kayu Boelang / Bulan dengan nama Ilmiah Pisonia alba Span