#BlogArchive1 .widget-content{ height:100px; width:auto; overflow:auto; }

23 November, 2020

SAYA, PATRA MOKOGINTA SUAMI DARI EWIS PONTOH

Target Usia Maksimal 30 Tahun

Mencoba mengingat kembali waktu itu,, Juni 1999 Tidore Provinsi Maluku (Sekarang Maluku Utara) Hari sudah larut malam, gerimis pun sudah reda, di beranda Stadion Marimoi Kota Tidore. Satu persatu  teman teman nongkrong beranjak pulang tersisa sekitar 5 orang yang ngontot melawan ngantuk. Saya ingat saat itu ada kawan Syawal Sanangka, Oman dan beberapa teman teman lain yang semuanya siswa SMA N I Soasio (sekarang Tidore). Percakapan penuh canda mulai serius sampai ngawur sebagai bahan untuk melawan kecemasan pengumuman besok lulus atau tidak. Saat mau bubar, wales (Syawal Sanangka) bertanya dengan ngantuk seakan tidak perlu jawaban. Pat, ente pe cita cita apa? tanya wales tanpa menoleh,saya pun jawab sekena'nya.." jadi orang trus kaweng paling lat usia 30 tahun''. wales pun senyum tanpa menghiraukan jawaban saya. Saya dan Wales yang paling terakhir bubar melawan ngantuk di beranda Stadion Marimoi. Menanti Pengumuman Besok Pagi.

ini Foto Selfie zaman kodak..hehehhe. Doeloe setiap libur entah hari minggu atau hari libur lain pasti di sisipi acara Piknik atau pasiar.
Dalam gambar ini saya (Patra Mokoginta) Paling depan, di tengah ada Junaidi Saleh dan berkacamata kawan Raden Karta Debrata, foto tahun 1998 di dekat benteng spanyol kelurahan Rum  Pulau Tidore.

15 November, 2020

Restu Bumi Mokoginta

 Hampir 20 Tahun lalu,  saat masih bergelut dengan Dunia Kampus UDK, saat itu saya ingat sekali dunia internet adalah 'barang langka' untuk anak anak muda Kotamobagu, warnet dengan jaringan super loading perjam seharga 15 ribu saat itu dengan efektif penggunaan tidak lebih 20 menit karna harus sabar menghadapai si loading..

Memiliki Imel kala itu merupakan suatu yang keren,,, yah keren. Jadi ingat imel pertama di buat oleh adik saya bernama Ipul Gumalangit, saat sesi membuat pasword terjadi dialog saya dengan ipul :

06 Oktober, 2020

Keisha Aylakiva Mokoginta

Puteri Yang Menjadi Berkah Keluarga

Bulan Desember 2010, Saat masi kerja sebagai Fasilitator PNPM Lingkungan Mandiri Pedesaan , saya meluangkan waktu untuk mengikuti tes CPNS kabupaten Bolaang Mogondow Timur. Akhir Desember 2010 nama muncul di koran dengan judul nama nama yang lulus seleksi CPNS Pemkab Bolaang Mongondow Timur. Ada rasa haru luar biasa, senang sekaligus mematahkan mitos bahwa seleksi cpns 'butuh modal' dan ternyata tidak berlaku setidaknya untuk saya pribadi. Hati teramat senang dengan puji syukur menyampaikan informasi ini ke kedua orangtua yang saat itu berada ada di Tidore. Dan beberapa hari kemudian saya pun di resain (bahasa lain dari kata pecat) sebagai Fasilitator PNPM LMP karena di anggap telah lulus dalam seleksi CPNS 2010.
Bulan Juni 2011 saya menikah , dan sebagai Kepala Keluarga baru cukup gerah menunggu Kapan NIP CPNS terbit bahkan sudah di tes ulang. Upaya perjuangan untuk mendapatkan Hak selaku warga negara yang telah mengikuti dan Lulus seleksi CPNS. Perjuangan yang panjang di iringi aksi bersama kawan kawan senasib. Rasa Galau dengan ketidak pastian nasib di tambah sang isteri tercinta belum juga ngidam, sungguh penantian doble yang luar biasa.